Alhamdulillah sebanyak 642 peserta didik kelas XII, baik siswa reguler maupun TKB XII SMAN 1 Leuwiliang dinyatakan lulus. Rabu, 7 Mei 2025 adalah momen bersejarah bagi SMAN 1 Leuwiliang, karena untuk kali pertama pembagian SKL sekaligus acara Perpisahan Siswa Kelas XII Tahun Pelajaran 2024/2025, dengan susunan acara sebagai berikut :
Kegiatan dilaksanakan di lapangan utama sekolah, di mana siswa berbaris berdasarkan kelas masing-masing dan didampingi oleh Wali Kelasnya. Sedangkan guru dan Tendik berbaris di depannya.
Dalam sambutannya Bapak H. Taopik, S.Pd., M.Pd.I selaku Kepala Sekolah memberikan sambutan dan wejangan untuk peserta didik sesuai tema acara, yaitu : "Lulus Terbaik dan menjadi Alumni yang Menjaga Nama Baik Almamater". Satu persatu siswa disebut namanya oleh wali kelas dan diberikan SKL, kemudian siswa berjalan ke arah Kepala Sekolah untuk melepas Topi dan Jas Almamater sekolah sebagai simbol Pelepasan Siswa sebagai peserta didik SMAN 1 Leuwiliang.
Tidak ada panggung kemegahan, tidak ada tari-tarian dan pentas hiburan, hanya diiringi lagu-lagu oleh paduan suara, namun tapak suasana terasa hidmat bahkan beberapa siswa ada yang menangis, terharu mengikuti acara tersebut. Apalagi saat siswa berjalan dan bersalaman dengan guru-guru, begitu tampak mengharukan. Mungkin karena siswa lulusan 2025 ini adalah angkatan pertama dimana sekolah tidak menyelenggarakan acara perpisahan secara khusus seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai apresiasi kepada siswa, pada kesempatan itu juga diumumkan siswa dan siswi yang lulus masuk ke berbagai PTN dan juga penghargaan kepada purna Pengurus OSIS dan Koordinator Ekstra Kurikuler.
Tidak mau ketinggalan moment, para Guru dan Staf sebagai alumni SMAN 1 Leuwiliang dari berbagai generasi (Lintas Angkatan) menyempatkan berfoto bersama.
Acara diakhiri dengan pembacaan janji siswa/i kelas XII sebagai alumni SMAN 1 Leuwiliang.
-------------------------------------
Anaking jimat awaking
Disaksian langit nu caang
Lir caangna hate Bapa, bungah anu tanpa tanding
Nyaksian hidep manjing sawawa
Bapa kalih Ibu sadaya bungah tan wangenan
Hidep tinekanan lawwas mawa kameunangan
Lalayang geus jarang baris marengan
Pikeun ciri hidep nganggem pangarti
Sawangsulna……
Ibu ngangres ku bisi rempan ku sugan
Heunteu bias nedunan kawajiban
Ngatik hidep tepi ka udagan
Anaking murid bapak jeung ibu
Katampi sungkem hormat hidep kasep, geulis
Tong melang tong salempang
Sadaya lepat hidep tos lubar cupar dihampura
Ku ibu miwah ku bapak
Ibu, Bapa, nagrasa reugreug ngajurung hidep lumampah
Bral…..mangka iatna, kade lali ka temah wadi
Pikeun ciri hiding lekasan di SMA Negeri 1 Leuwiliang
Mangka prak, jung geura nangtung,
Geura ngadeg anu ajeg
Geura tampa ieu lalayng
Ciri nu bukti hidep nganggem pangarti
Bismillah….Bismillah..Laa haula wala Quwwata Illa Billah
Bral…..Bral….Mangka waluya salawasna
Kami keluarga besar SMA Negeri 1 Leuwiliang mengucapkan Selamat, semoga siswa dan siswi senantiasa diberikan kesehatan, kemudahan dan kesuksesan di masa depan sesuai dengan cita-citanya.
Puji Syukur ke Hadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan segala Karunia-Nya sehingga kita semua masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan aktivitas kita dalam keadaan sehat wal'afiat. Sholawat serta Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kepada seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Sehubungan dengan telah berakhirnya Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (Ujian Akhir Sekolah) bagi peserta didik kelas XII, dengan ini disampaikan pengumuman kelulusan berikut ini :
Kami berharap, semoga semua peserta didik kelas XII SMA NEGERI Leuwiliang Lulus semua dengan hasil yang sesuai dengan kerja kerasnya masing-masing. Dan semoga Allah SWT. menjadikan lulusan SMAN 1 Leuwiliang menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan akherat. Amin Yaa Robbal'alamin...
Pada tanggal 2 Mei 2025 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Gubernur Jawa Barat mengirimkan Surat Edaran dengan No. : 43/PK.03.04/KESRA tentang 9 LANGKAH PEMBANGUNAN PENDIDIKAN JAWA BARAT MENUJU TERWUJUDNYA GAPURA PANCA WALUYA. Isi surat tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam SE tersebut Bapak Gubernur menyampaikan instruksi kepada Bapak Bupati/Wali Kota dan dinas pendidikan dan Kemenag mengenai pembangunan karakter peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, serta pendidikan menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat menuju terwujudnya Gapura Panca Waluya, yakni peserta didik yang Cageur, Bageur, Bener, Pinter, tur Singer.
Gapura Panca Waluya tersebut jika kaitkan dengan kehidupan orang Sunda, hal itu merupakan Falsafah Sunda atau motto orang Sunda yang seharusnya dapat dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam tulisan Indra Rahadian yang dimuat di web YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlam) 4 Mei 2025 yang berjudul : "Falsafah Sunda; Cageur, Bageur, Bener, Pinter tur Singer" menuliskan :
Falsafah Cageur, Bageur, Bener, Pinter, tur Singer, telah dikenal luas di kalangan masyarakat Sunda. Beberapa sekolah menengah di Jawa barat, menyematkan falsafah tersebut sebagai motto. Namun tidak sedikit yang lupa. Produk kebudayaan yang sederhana ini, bernilai tinggi dan terlalu sayang untuk sekadar slogan semata.
Forum Studi & Komunikasi Mahasiswa Pasundan (FSKMP), salah satu organisasi kemahasiswaan di Politeknik APP Jakarta. Kampus yang bernaung di bawah Kementerian Perindustrian RI. Memperkenalkan motto Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer, sebagai landasan pembangunan karakter yang bermanfaat.
1. Cageur
Padanan kata cageur dalam bahasa Indonesia adalah sehat. Dan kesehatan mutlak diperlukan untuk menunjang aktivitas. Tak hanya kesehatan fisik, tetapi kesehatan mental dan spiritual.
Bila masyarakat kita dikenal karena keunikan mengkonsumsi sayuran mentah, semisal karedok dan lalapan. Meminum air dari kendi dan memasak daun katuk sebagai pelancar ASI. Hal itu merupakan bentuk implementasi dari kata cageur tersebut.
Begitu pula dengan ragam olahraga semisal Pencak Silat. Permainan anak; oray-orayan, gatrik, bebentengan, sunda-manda, congklak, hahayaman, dan lain-lain. Berfungsi untuk membentuk ketangkasan fisik dan berpikir. Di samping melatih kesadaran sosial, gotong royong dan kompetisi.
Betapa pentingnya kesehatan fisik dan mental. Terlebih di masa pandemi. Olahraga dan berwisata sama pentingnya. Bersantai menikmati suasana rumah. Berkumpul bersama teman dan saudara. Botram, makan bersama nasi liwet di atas daun pisang utuh. Kesehatan adalah pondasi utama dalam kehidupan. “Nu penting mah cageur heula.”
2. Bageur
Perilaku baik akan membawa kita pada kebaikan lainnya. Padanan kata bageur adalah baik. Dan menjadi baik atau berbudi pekerti, adalah dorongan alami dalam diri setiap manusia.
Berbagi kebaikan, tentu membuatnya kita menjadi pribadi yang jauh dari kata jahat. Baik dalam berucap dan berperilaku. Tindakan itu akan mendekatkan kita pada sifat-sifat baik lainnya. Kejujuran, kredibilitas dan kepercayaan. Dalam kehidupan sosial, hal itu adalah modal utama.
“Someah, hade ka semah–Santun dan bagus dalam menerima tamu.” Kebaikan sekecil apapun akan terasa manfaatnya bagi sesama. Terlebih untuk kenyamanan pribadi. Kita tidak perlu repot-repot mengusahakan pencitraan. Bila pribadi apa adanya sudah terkesankan baik, bukan?”
3. Bener
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat religius. Hal itu tercermin dari ramainya rumah ibadah umat beragama. Tataran hidup akan lebih bernilai saat kita mengenal Tuhan. Ajaran kebudayaan tidak akan menghalangi ajaran agama yang diyakini masyarakat.
Pertentangan hanya milik orang-orang yang tidak mengenal kebaikan, kemanusiaan dan rasa saling menghormati. Karenanya sebelum menasbihkan diri sebagai pembela kebenaran, harus mengamalkan kebaikan sebagai landasan. Cinta dan kasih sayang antar umat manusia.
Implementasi kata bener, dalam hal ini tak jauh dari padanan kata benar dalam bahasa Indonesia. Menjadi pribadi yang berbudaya dan, menjalankan kewajiban agama, taat peraturan pemerintah dan menghormati keberagaman.
Benar, adalah menempatkan sesuatu sesuai ketentuannya. Dan menjaga sebuah kebenaran tidak dibenarkan dengan hal-hal yang jauh dari nilai-nilai kebenaran itu sendiri.
4. Pinter
Pendidikan adalah jalan untuk meraih pengetahuan. Meskipun kecerdasan tidak dihasilkan hanya melalui bangku sekolah. Namun hal itu penting untuk kehidupan di zaman sekarang.
Padanan kata pinter adalah pintar atau cerdas. Baik dalam kemampuan akademik ataupun kemampuan lainnya. Menjadi pribadi yang solutif dan kreatif, jauh lebih berguna dari sekedar mengeluh dan berputus asa.
Pernahkah mendengar istilah pamali? Makna-makna dalam istilah pamali, tidak akan ditemukan tanpa kecerdasan. Misalnya, Ulah tatalu peuting-peuting –jangan memukul-mukul sesuatu saat malam, ulah diuk di hareupeun panto –jangan duduk di depan pintu. Tentu tingkat kecerdasan akan menentukan, apakah hal tersebut hanya himbauan, larangan belaka atau nasehat berharga.
5. Singer
Padanan kata singer dalam bahasa Indonesia amat beragam, dan yang paling mendekati, adalah wawas diri dan gesit. Karena setelah melalui tahapan cageur, bageur, bener, dan pinter, sebaiknya kita melakukan evaluasi terhadap diri sendiri.
Tidak mengabaikan kesehatan, tidak merasa diri paling baik, tidak merasa diri paling benar, tidak merasa diri paling pintar. Menata keharmonisan hidup dimulai dari diri sendiri.
Di bidang apapun kita mengusahakan nafkah dan mengasah kemampuan, wawas diri membantu kita mendapatkan tempat yang sesuai di tengah-tengah keberagaman. Karena manusia yang paripurna, adalah manusia yang telah selesai dengan dirinya sendiri. Dan mulailah menebarkan manfaat kepada sesama.
Falsafah Sunda, Cageur, Bageur, Bener, Pinter tur Singer, tidak dapat dipisahkan atau dipotong-potong. Baik susunan, urutan dan maknanya. Layaknya sebuah anak tangga, tahapan tersebut harus dipahami satu persatu. Dan diimplementasikan sekaligus dalam kehidupan sehari-hari.
Meski telah banyak digunakan dalam motto sekolah menengah dan organisasi, falsafah ini terkesan minim implementasi. Hasil yang diharapkan; yakni generasi yang mampu menjawab tantangan zaman, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Bukan generasi pengekor dan tercerabut dari akar budaya dan kepribadian luhur bangsa Indonesia.
“Kebudayaan adalah identitas yang melekat. Dan bangsa yang besar, adalah bangsa yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai kebudayaannya sendiri.”
Bagi bangsa Indonesia, tanggal 2 Mei merupakan salah satu hari bersejarah dan bermakna, sehingga pemerintah menetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Ki Hajar Dewantara, pelopor pendidikan nasional. Pada Jumat, 2 Mei 2025, peringatan Hardiknas kembali diadakan secara nasional dengan mengusung tema: “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua.” Logo resmi Hardiknas 2025 turut menjadi simbol utama semangat ini.
Mengutip pedoman resmi dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, logo Hardiknas 2025 tidak hanya artistik, tetapi juga sarat makna filosofis yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan di Indonesia.
Logo Hardiknas 2025 menampilkan tiga sosok manusia dengan warna merah, biru, dan abu-abu yang menjulang ke atas dalam pose dinamis. Ketiganya terlihat aktif, bergerak, dan seolah saling mendorong ke arah tujuan yang sama. Di bagian atas, terdapat bintang emas sebagai elemen utama yang menjadi titik arah ketiga sosok tersebut.
Untuk memperingati Hardiknas tersebut, SMAN 1 Leuwiliang menyelengggarakan upacara bendera di lapangan sekolah. Dengan petugas upacara oleh guru-guru SMAN 1 Leuwiliang, dan Kepala Sekolah sebagai pembina upacara.
Setelah upacara, dilanjutkan dengan foto bersama dan kegiatan P5 untuk siswa kelas X.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Hari Raya Idul Fitri 1446 H, jatuh pada tanggal 1 April 2025, dan merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam. Hari raya ini menandai berakhirnya puasa selama satu bulan di bulan suci Ramadan dan menjadi momentum untuk kembali kepada fitrah, yakni kesucian hati dan kebersihan jiwa. Namun, selain sebagai ajang kemenangan setelah sebulan berpuasa, Idul Fitri juga memiliki makna yang lebih dalam dalam perspektif islam
Jika dilihat dari gabungan katanya, Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu ‘id’ dan ‘al-fitri’. Id secara bahasa berasal dari kata ada - ya’uudu, yang artinya kembali. Sedangkan, kata al-fitri memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci artinya bersih dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan. Ini mencerminkan bahwa setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, seorang Muslim diharapkan kembali kepada kesucian hati dan jiwa.
Idul Fitri menjadi hari kemenangan karena Muslim telah menyelesaikan salah satu ibadah yang berat, yakni puasa Ramadan. Ini adalah kemenangan spiritual atas hawa nafsu dan godaan duniawi. Allah swt dalam firmannya di QS Al-Baqarah ayat 183 menyampaikan bahwa tujuan melaksanakan puasa adalah untuk mendapatkan gelar bertakwa.
Dalam menutup amal di bulan puasa ini kita harus menanamkan prinsip khauf dan rajā’. Khauf adalah kekhawatiran apakah ibadah kita diterima oleh Allah swt atau tidak, sehingga kita tidak terlalu puas dan berbangga diri dengan pencapaian ibadah yang telah dilakukan. Sementara rajā’ adalah sikap optimisme bahwa Allah dengan sifat kasih sayang-Nya pasti mau menerima amal ibadah yang kita lakukan.
Puasa tidak saja ibadah yang memiliki spiritual, tetapi juga ritual keagamaan yang mendidik kepekaan sosial. Dengan menahan lapar dan dahaga, kita bisa merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang kekurangan. Disaat kita merayakan hari raya idul fitri dengan berbagai makanan khas lebaran dan berbagi THR, ada saudara kita yang masih menahan lapar karena tidak punya bahan makanan. Oleh karena itu, di bulan ramadhan ini sampai sebelum sholat idul fitri, islam mewajibkan setiap jiwa yang memiliki kelebihan harta untuk menunaikan zakat fitrah
Zakat Fitrah merupakan bagian penting dalam perayaan Idul Fitri dengan tujuan agar di hari raya tidak ada yang merasakan kekurangan. Selain itu, Zakat fitrah memiliki fungsi utama untuk menyucikan jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Zakat fitrah diwajibkan untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji, serta sebagai makanan bagi orang miskin.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap Muslim sebelum pelaksanaan Salat Idul Fitri. Besarannya setara dengan sekitar 2,5 kg bahan makanan pokok, seperti beras untuk di Indonesia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami keluarga besar SMAN 1 Leuwiliang mengucapkan :
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عاَمٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘aamin wa antum bi khair.
Artinya: “Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu, Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu semua senantiasa dalam kebaikan.”
Minal Aidin Walfaizin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Jumat, 14 Februari 2025, ratusan siswa-siswi Kelas XII SMAN 1 Leuwiliang, Kabupaten Bogor melaksanakan praktik manasik haji. Selain untuk mengenalkan tatacara ibadah haji, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat karakter religius. Kepala Sekolah SMAN 1 Leuwiliang H. Taopik, S.Pd., M.Pd.I menyatakan, "Pengenalan manasik haji ini adalah tahun kedua yang dipusatkan di lingkungan sekolah" Lebih lanjut beliau menyatakan "Anak didik kami mayoritas muslim sehingga ketika anak-anak lulus mereka telah mengenal dan memahami bagaimana cara beribadah haji yang baik. Sejak dibangku SMA, kata dia, terlebih anak laki laki maupun perempuan telah dikenalkan tatacara praktik ibadah haji yang merupakan rukun Islam yang kelima".
Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah dan penyedia jasa travel serta mengundang praktisi Muthawif yang merupakan pemandu atau pembimbing ibadah haji dan umrah yang berasal dari Jawa Barat.
Sejumlah siswa, manasik haji diawali di areal Amanah Ummah menuju lingkungan sekolah Smanell. Selain Ka’bah, juga dibuat pos Wukuf, pos Mina, pos Muzdalifah, pos Jumrah Ulla, pos Jumrah Wustho, pos Jumrah Aqabah dan pos Masjidil Haram. “Agar bisa menghadirkan nuansa layaknya ibadah haji sesungguhnya. Praktik manasik haji ini dilakukan seperti nyata,” jelas H.Taopik.
Pengenalan praktik manasik haji yang biasa dilakukan anak-anak PAUD, menurutnya, bisa juga dilakukan di tingkat pendidikan SMA. Sebab, materi praktik manasik haji yang diterima di usia SMA bahkan bisa lebih baik lagi. “Pembekalan ini bagi siswa SMA terutama kelas XII itu lebih serius. Di sekolah ini ada beberapa siswa yang telah melakukan ibadah umroh. Jadi kegiatan ini sekaligus untuk memperkuat karakter religius para siswa,” tandasnya.
“Sebagai seorang muslim tentu harus ditanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap ajaran agama Islam, di samping harus cinta tanah air, juga harus cinta tanah suci,” jelas H.Taopik lagi. “Kalau dianggap di Smanell ini religius banget ya insya Allah begitu, tetapi tujuan akhir untuk menanamkan karakter anak yang baik serta akhlak mulia sesuai dengan profil ajaran Pancasila.
Hal serupa dikatakan guru pendidikan agama Islam di SMAN 1 Leuwiliang, Ade Hekmawati, S.Pd.I, M.Pd. Menurutnya, pendidikan agama itu penting, karena praktik haji ini seperti mereka harus mengenal praktik sholat karena ini rukun Islam dan kemudian tujuan utama mereka paham tentang syariat haji. “Dari pembekalan yang diberikan, mereka akan termotivasi tidak merasa ribet, suatu saat mereka punya penghasilan dan berniat untuk melakukan ibadah umroh sudah mengetahuinya".
Sementara ratusan siswa-siswi peserta praktik ibadah manasik haji ini disimulasikan berasal dari daerahnya masing-masing dengan menggunakan atribut yang menggambarkan cinta tanah air Indonesia. (Repost from Jurnalbogor.com)
Terima kasih kepada panitia baik dari pihak guru, staf, pengurus OSIS dan ROHIS serta semua pihak yang telah mensukseskan kegiatan Manasik Haji 2025, Bravo, Sampai jumpa di Manasik Haji tahun depan !