Ayah, Bunda, Masih Adakah Quality Time ?
(H. Taopik S.Pd, M.Pd.I.)
Setiap orang memiliki waktu yang berkualitas baik untuk dirinya, keluarganya, sahabatnya maupun orang lain. Quality Time biasa orang-orang menyebutnya. Walaupun kadang-kadang lebih cocok disebut special time, waktu yang khusus.
Ada yang menerjemahkan, Quality time sebagai waktu yang dihabiskan untuk mencurahkan perhatian penuh kepada orang-orang tersayang, seperti pasangan, keluarga, atau sahabat. Waktu yang dihabiskan ini diharapkan tanpa adanya gangguan dari hal lain, sehingga momen tersebut lebih berkualitas dan bermakna.
Ketika kita bicara waktu, maka itulah kehidupan kita. Hidup tidak selamanya membutuhkan materi, butuh uang, butuh kendaraan, tapi hidup pasti butuh waktu. Habisnya waktu berarti habisnya kehidupan seseorang. Semua yang dimiliki akan ditinggalkan.
Satuan waktu terkecilpun akan sangat berharga dan akan terasa saat seseorang menjalani situasi tertentu. Seorang yang hidup di tempat yang nyaman biasanya waktu akan terasa cepat. Sebaliknya seseorang yang hidup di tempat yang tidak nyaman misalnya di penjara, maka waktu sedetikpun akan terasa lama apalagi, jam, hari, pekan, bulan maupun tahun.
Ketika seseorang memiliki waktu hidup yang sama dengan orang lain, maka belum tentu kualitas hidupnya akan sama malah cenderung akan berbeda. Akan terasa berkualitas jika dia menikmati hidup itu. Nikmat hidup bukan berarti harus bergelimang harta dan menikmati hartanya. Ada beberapa orang yang justru menikmati kepemilikan hartanya jika bisa berbagi.
Quality Time seorang suami bisa terasa saat bersama istrinya yang memahami perasaan. Begitu pula sebaliknya, seorang istri akan merasa hidupnya berkualitas saat bersama suami yang mengimami dan mengerti perasaannya. Itulah ciri pasangan sakinah (tenang, nyaman).
Seorang ayah menikmati quality time nya saat bersama keluarga yang benar-benar hasil didikannya di jalan Allah subhanahu wata'ala. Ketika jalan yang dipilih memiliki arah yang sama, ketika keberadaan masing-masing anggota diterima dengan hati yang lapang, maka quality time akan terasa lebih banyak dibanding waktu yang tidak berkualitasnya.
Begitu juga seorang ibu, waktunya yang banyak terisi berbagai kesibukan mengurus pekerjaan rumah tangga apalagi jika dia seorang wanita karir. Pasti perlu waktu khusus untuk dia nikmati. Mungkin dia nikmati sendiri atau bersama keluarganya. Kalaupun secara kualitas lebih bagus jika dinikmati bersama keluarga, banyak juga ibu-ibu yang menikmatinya sendiri, misalnya dengan layar hp nya, tidak berbeda jauh dengan seorang ayah. Hal ini terpengaruh kuat oleh perkembangan teknologi.
Seseorang yang saat ini sudah berusia 50 tahun ke atas bisa jadi banyak yang merasakan quality time bersama ayah dan ibunya, terutama setelah magrib sampai menjelang tidur. Banyak hal-hal yang ayah dan ibu ajarkan, baik melalui nasihat-nasihatnya maupun melalui dongeng-dongeng menjelang tidur. Kondisi seperti itu tidak bisa dibeli dan dinilai dengan uang karena sangat berharga. Saat ini cerita atau dongeng bisa digantikan oleh acara tv atau tayangan youtube, tapi makna dan cinta orang tua tidak akan pernah tergantikan.
Berbicara tentang quality time, maka waktu yang berkualitas yang sebenarnya adalah bagaimana kita mengisi sisa waktu kita untuk hal-hal yang bernilai ibadah. Karena tugas kita ketika diciptakan Allah subhanahu wata'ala hanya satu yakni beribadah.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Saat berkumpul dengan keluarga adalah quality time, namun akan makin berkualitas jika saat kumpul itu ada nilai-nilai kebaikan yang dibicarakan, dinasihatkan, diteladankan dan dilaksanakan bersama. Sudah terlalu banyak anak-anak usia sekolah yang secara batin tidak terikat dengan orang tuanya. Kalaupun berkumpul dalam satu rumah atau satu kursi sekalipun, namun hati masing-masing tidak terpaut. Apalagi jika masing-masing sibuk dengan gadgetnya.
Keluarga muslim seharusnya menjadi keluarga yang setiap waktunya adalah quality time. Tapi sudah sulit ditemukan orang tua dan anak yang shalat berjamaah baik di Masjid maupun di rumahnya. Apalagi membaca Al-Qur'an bersama-sama. Jika ayah atau ibu paham dengan tugasnya maka keduanya akan menjadikan anak-anaknya sebagai lahan ibadah.
Mendidiknya dengan niat yang ikhlas dan sifat lemah lembut akan menumbuhkan kasih sayang antar keduanya dengan anak-anaknya. Kondisi saat ini dimana anak-anak menjauh dari orang tua, lebih karena tiga faktor berikut yakni: egoisme orang tua, tidak mengerti dunia anak saat ini, dan yang paling utama keduanya tidak hadir dengan niat yang ikhlas. Quality time akan benar-benar terwujud bila ketiga faktor itu dihilangkan di hati orang tua.
Lihatlah apa yang Allah Subhanahu wata'ala ajarkan kepada kita tentang kasih sayang untuk mengisi waktu agar berkualitas :
“Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan berkasih sayang. (17) Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. (18)” (QS. Al- Balad : 17-18)
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (QS. Ali Imran : 159)
Hari ini, 29 Maret 2022 adalah waktunya pengumuman hasil seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri bagi kelas XII SMA/SMK melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Sebenarnya selain SNMPTN, jalur masuk PTN juga ada beberapa jalur lain diantaranya : USMI SV (Undangan Seleksi Masuk Sekolah Vokasi) IPB, SNMPN (Seleksi Nasional Masuk Politeknik) 2022 yaitu untuk Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Media Kreatif, Politeknik Maritim Negeri Indonesia, dan Politeknik Negeri Bandung, SPAN PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri), SBUB (Seleksi Bibit Unggul Berprestasi), PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar) UI untuk program S1 Paralel, D3 atau Vokasi, dan S1 Internasional.
SMA Negeri 1 Leuwiliang memiliki beberapa program unggulan, satu diantaranya adalah program Tahfidz Al-Qur'an. Program ini dirancang sejak tahun 2018 dan efektif terlaksana mulai tahun 2021.
Hari ini, kamis (3/3) mengisi hari libur, maka dilaksanakan ujian tahfiz Al-Qur'an dengan peserta sebanyak 90 orang, terdiri dari kelas X sebanyak 10 orang, dua diantaranya sudah hafal 10 juz. Peserta kelas XI sebanyak 27 orang dan terbanyak adalah dari kelas XII, sebanyak 53 orang, dengan tema SUKSES, MULIA DAN BAHAGIA BERSAMA AL-QUR’AN.