Secara umum ada dua model seseorang atau sekelompok orang dalam menaggapi sebuah fenomena atau kejadian. Yang pertama disebut tanggapan reaktif. Sedangkan yang kedua dinamai tanggapan responsif. Tanggapan reaktif berisi tanggapan yang bersifat spontan, refleks, kental muatan emosinya, dan tanpa banyak pertimbangan. Sedangkan tanggapan responsif berisi tanggapan `wait and see', ada jeda, dan dipertimbangkan lebih dahulu sebelum membuat keputusan.Jika dilihat dari pengertian diatas, baik reaktif maupun responsi keduanya sebenarnya diperlukan manusia dalam menanggapi sesuatu yang ia hadapi. Ketika tangan sesorang menyentuh katel yang panas maka tanpa diaba-aba dia akan reaksi spontan dan bergerak dengan cepat menjauhkan tangannya dari katel tersebut, tidak menunggu jeda tidak mempertimbangkan ini itu. Tetapi ketika dia melihat ada rumah yang terbakar maka dia meresponnya dengan penuh perhitungan dan Langkah yang matang dan terarah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat dimana banyak perubahan terjadi. Perubahan seorang anak (siswa) menjadi orang dewasa, perubahan pemikiran seorang dewasa (guru) yang teoritik ke praktik dan dari konsep ideal ke realita yang ada. Selalu ada penilaian, baik dari orang tua siswa maupun pihak lain di luar sekolah tentang apa yang dilakukan guru terhadap siswanya, termasuk terhadap penanganan siswa yang berperilaku baik ataupun kurang baik, yang disiplin atau yang kurang disiplin.

 Seorang guru dengan Pendidikan yang lebih tinggi, usia lebih tua dan pengalaman lebih banyak dibanding siswanya idealnya sudah memiliki kematangan jiwa dan kesempurnaan akal serta kelembutan hati yang lebih dibanding siswanya. Ketika guru menghadapi situasi yang butuh penanganan serius, misalnya pelanggaran tata tertib oleh siswa, perilaku siswa yang menyimpang di kelas dan di luar kelas, ucapan-ucapan yang kurang bersahabat dari rekan kerja. Maka yang harus ia lakukan adalah merespon dengan kendali hati penuh keikhlasan dan niat mencari rido Allah subhanahu wata'ala.

Berikut contoh responsif seorang guru ketika menghadapi beberapa masalah :

1. Jika guru itu melihat langsung pelanggaran yang dilakukan siswa, maka responya adalah berusaha menangani dan membawa pelanggar itu ke tempat yang jauh dari keramaian, jauh dari teman-temannya,misalnya ruang BK. Hal ini untuk menghindarkan  siswa dari merasa dipermalukan.

2. Jika guru mendapatkan laporan atau aduan dari seseorang baik tentang pelanggaran disiplin siswa, perilaku menyimpang siswa maka respon yang harus ia lakukan adalah tabayun, cek and ricek, crosscek, mencari kebenaran berita tersebut yang valid sebelum melakukan Tindakan.

3. Jika yang dihadapi adalah ucapan kurang baik dari rekan kerja maka dengarkan dengan hati yang dingin dan posisi tubuh menjauhi posisi yang bisa membangkitkan emosi, Rosulullaah shalallahu 'alaihi wasalam pernah bersabda : “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum.juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

4. Harus ditanamkan dalam diri guru bahwa reaktif apalagi dengan emosi kemungkinan tidak akan menyelesaikan masalah atau bisa menimbulkan masalah baru, serta munculnya penyesalan setelahnya.

5. Jika masalah yang dihadapi sudah pasti mengundang emosi, misalnya seorang atasan melihat bawahannya datang terlambat, padahal yang bersangkutan sudah ditegur beberapa kali, maka respon yang harus dilakukan adalah mencari jeda dengan melakukan kegiatan lain, termasuk mengambil air wudlu dan shalat dua rakaat jika dia seorang muslim. Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata,Rasulullah bersabda:“ Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.”
Wallahu a’lam
Taopik ipebe (Kepala SMAN 1 Leuwiliang Kab Bogor)